Minggu, 03 Juli 2016

Mudik Berkah (Rindu Hilang, Keluarga Senang, Berkahpun Datang)



 
Makna Mudik

Waw… Minggu ini musim mudik.
Apa mudik itu?
Mudik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah (berlayar, pergi) ke udik (hulu sungai, pedalaman) atau pulang ke kampung halaman.

bagaimana hukumnya dalam islam?
Mudik adalah budaya  keagamaan khas masyarakat Indonesia.
Sepengetahuan penulis, istilah mudik  itu tidak ditemukan dalam Al-quran. Hal ini    berkaitan dengan tradisi masyarakat Arab, tempat diturunkannnya Al-quran. Sebab, Al-quran sebagai sumber hukum Islam   memang  dalam penurunannya  tidak terlepas dari aspek budaya dan adat-istiadat  orang Arab. 
Berikut arti kata mudik jika dilihat dari bahasa arab:
Mudik dari akar kata “adhoo-a” yang berarti “yang memberikan cahaya atau menerangi”
Ini bisa kita pahami, bahwa para pemudik itu menerangi kampung halaman mereka. Coba rasakan, para perantau selalu dinantikan para keluarganaya di kampung halaman. Kedatangan mereka membuat keluarganya senang dan kampong halamanpun jadi ramai.
Mudik dari akar kata “Adhoo-‘a”, yang berarti “yang menghilangkan“
Hal ini bisa kita pahami, bahwa para pemudik adalah orang-orang yang dipenuhi rasa rindu, dan sedih karena jauh dari orangtua, istri, anak, keluarga, atau kampung halamannya. Oleh sebab itu, mereka melakukan aktifitas mudik, dalam rangka menghilangkan semua kesedihan tersebut.
Mudik dari akar kata “adzaa-qo” yang berarti “yang merasakan atau mencicipi“
Para pemudik dalam arti pergi ke kampung halaman pastilah mereka yang ingin kembali ‘merasakan dan mencicipi’ suasana kampung tempat kelahiran.

Dimensi Spiritual Mudik

Setelah berkiprah dengan hiruk pikuk suasana kota, maka bertemu  dengan keluarga, sungkem pada orang tua, bertegur sapa dengan tetangga menjadi momen berharga untuk memrefresh spiritual kita. Maka, dalam hal ini kegiatan mudik menjadi peristiwa penting yang sayang untuk dilewatkan. Hal demikian merupakan peristiwa dimensional. Disaat manusia merasa menjadi lebih modern (efek kehidupan kota), yang menjadikannya kehilangan rasa kemanusiaan, mementingkan diri sendiri, dan materialistis. Untuk itu, diperlukan terapi spiritual. Dalam hal ini, spiritualitas mudik setidaknya mengingatkan kita akan dimensi asal kelahiran. Karena melalui mudiklah, kita sebenarnya diingatkan kembali kepada awal hidup kita, di mana untuk pertama kalinya kita melihat dunia dan merenungi saat berada di kandungan Ibu. Kandungan disebut pula sebagai rahim. Allah pun diseru dengan sebutan Ya Rahim. Wahai yang memberikan kasih sayang. Kasih sayang Allah diwujudkan dalam kasih sayang (rahim) Ibu.
Dengan demikian, kegiatan mudik janganlah dijadikan sejenis ritual tahunan yang konsumtif. Haruslah kegiatan-kegiatan seperti berbagi rezeki, silaturahmi, dan saling memaafkan lebih di utamakan. Selanjutnya,  mudik seharusnya mendorong kita mewujudkan nilai transenden, yaitu sedikit demi sedikit mengikis belenggu hedonisme-materialisme yang terbentuk ditengah peradaban modern.

Tips dan Trik Mudik Berkah

Merupakan hal lumrah, di penghujung bulan Ramadhan, menjelang Idul Fithri, kaum muslimin begitu sibuk mempersiapkan mudik. Bahkan sejak jauh hari mereka memesan tiket, namun jarang yang memikirkan bagaimana syariat Islam mengajarkan kaefiyah (tatacara) melakukan perjalanan. Jika kita memperhatikan kaefiyah tersebut, ingsaallah aktivitas mudik kita akan begitu berkah.
Berikut tips dan trik mudik berkah:
     1.      shalat istikharah dulu untuk memohon petunjuk Allah mengenai safar (perjalanan) mudik kita;
     2.      perbanyak taubat dengan memohon ampunan Allah dari segala dosa dan minta maaf terhadap sesama;
     3.      selesaikan berbagai persengketaan (seperti: melunasi hutang, mengembalikan barang titipan, dan memberi nafkah wajib bagi keluarga yang ditinggalkan);
     4.      memohon restu dan ridho orang tua atau keluarga;
     5.      lakukan safar (perjalanan) bersama tiga orang atau lebih (jangan sendiri);
     6.      mengangkat pembimbing dalam rombongan perjalanan kita;
     7.      melakukan safar pada waktu terbaik (kamis pagi adalah sunah rosul);
     8.      melajukan solat sunat safar sebelum berangkat;
     9.      pamitan kepada  orang-orang yang ditinggalkan;
     10.  membaca doa ketika keluar rumah;
     11.  membaca doa kerika naik kendaraan;
     12.  usahakan solat wajib dilaksanakan tepat waktu (jika memenuhi syarat: solatlah dengan jama atau qosor)
     13.  membaca doa dan dzikir selama safar (perjalanan);
     14.  melakukan solat sunat ketika tiba di tempat tujuan. 

Selamat bermudik …..
Load disqus comments

1 komentar: